TAK ADA yang lebih mutlak dari sebuah perjodohan, yaitu pertemuan dan perpisahan. Sebab, setiap yang bertemu selalu berjumpa dengan kata pisah. Entah itu ke lain hati atau justru bertemu mati. Bedanya, hanya seberapa lama waktu yang tersedia untuk bersama.
Kejam, bukan?
Sepanjang hari selalu menyisihkan waktu untuk menerka kapan perpisahan itu tiba. Terlebih, harus mempersiapkan diri menerima kenyataan yang menganga di depan mata, walaupun sebenarnya tak ada yang pernah benar-benar siap. Pada akhirnya, makhluk bernama manusia harus menjalani sebuah rutinitas yang paling menyebalkan….
Merelakan.