Mezty Mez; Melanjutkan Perjuangan dengan Berkarya

Melihat Mezty Mez nge-dj, menyanyi, atau menjadi model tentu sudah tidak asing. Namun, melihat karya Mezty di toko buku pastinya masih terbilang baru. Yup, belum lama ini Mezty merilis buku terbarunya dengan judul Sesaat di Keabadian. Apa, sih, yang menjadi alasan Mezty untuk kembali menulis? Nah, berikut ini obrolan santai EnterMedia bersama Mezty Mez.

Hai, Mezty. Apa kabar?

Halo… Alhamdulillah baik, dong.

Buku keduamu ‘kan sudah terbit nih, bagaimana sih perasaanmu dengan terbitnya buku tersebut?

Finally terbit juga setelah fight beberapa bulan untuk buku kedua ini. Yang pasti rasanya plong, lega, dan happy banget udah bisa berkarya lagi untuk novel kedua.

Ceritakan sedikit, dong, tentang isi bukunya?

Buku ini adalah sequel dari Hai Luka. Nah, bagi yang sudah baca buku Hai Luka pasti sangat penasaran dengan kelanjutannya, kan? Kamu bisa di baca buku aku yang berjudul Sesaat di Keabadian. Lama setelah Dante mengalami kecelakaan, Rena masih saja menunggu Dante, tapi ada seseorang yang mencitai Rena sekarang ini. Akankah Rena mempunyai babak baru kehidupan dengan orang ini atau menunggu Dante yang masih hidup atau ternyata sudah tidak ada. Baca aja deh kelanjutannya di buku aku yang baru itu, ya. :p

Dengar-dengar kamu tanda tangan untuk novel barumu ini mencapai 1500 eksemplar, ya?

Iya, benar banget. Aku khusus tanda tangan 1500 eks novel baruku ini untuk program pre-order, lho. Alhamdulillah sekali, ternyata aku bisa. Hehehe.

Ada cerita seru nggak di balik proses kreatif menulis novel barumu ini?

Banyak dong, salah satunya, sih, aku selalu membayangkan menjadi tokoh di buku ini. Misalnya, dengan mendalami peran sebagai Rena. Dan tahu nggak, saat menulis itu aku bisa ikutan nangis karena bisa merasakan apa yang Rena rasakan.

Ide untuk menulis novelmu ini kamu dapat darimana, sih?

Sebelum menulis biasanya aku  meminta teman-teman atau orang terdekat untuk bercerita tentang pengalaman cinta mereka dan setelah itu dari mereka aku tanya satu persatu, misal mereka di posisi Rena, Dante, dan Alex apa yang harus mereka lakukan? Dari pendapat mereka inilah yang aku kembangkan menjadi sebuah cerita fiksi.

Oh iya, bulan Oktober ini ‘kan identik dengan Sumpah Pemuda. Nah, apa sih makna Sumpah Pemuda bagi kamu?

Menurut aku, Sumpah Pemuda adalah momen bagi aku dan kita—terutama generasi muda—untuk meningkatkan jiwa kebangsaan, seperti cinta tanah air, pantang menyerah, dan disiplin yang dicontohkan para pemuda dan pejuang kita terdahulu, dan bukan sebatas perayaan semata.

Oh, begitu. Nah, kebetulan di bulan ini pula EnterMedia sedang mengadakan kampanye dengan tema #beranimuda berani eksis. Nah, apa sih yang menjadi alasan hingga kamu berani untuk memutuskan menjadi penulis?

Aku optimis dan semangat untuk berkarya sebagai penulis. Berkarya itu harus dengan hati dan menulis adalah karya hatiku. #Beranimuda berani eksis seperti kampanye EnterMedia dan berawal dari “BERANI” untuk  hal yang positif, maka kita bisa membahagiakan diri sendiri dan orang banyak.

Apa tanggapanmu setelah kamu terjun ke dunia kepenulisan ini?

Setelah terjun ke dunia kepenulisan ini, aku sangat fun, enjoy dan banyak ilmu serta pengalaman tentang penulisan yang bisa aku dapat. Aku bisa tahu banyak tentang proses pembuatan buku, bisa bertemu orang-orang hebat di balik proses pembuatan buku, bisa bertemu penulis-penulis hebat dan selalu ingin bertemu orang banyak untuk menjadikan mereka inspirasi karya tulisku, dan yang terakhir aku juga bisa mengungkapkan sebagian curhatan hatiku ke dalam tulisan yang bisa aku kembangkan menjadi sebuah cerita fiksi.

Apa pesan kamu—khususnya untuk para pemuda saat ini—terkait Sumpah Pemuda?

Perjuangan kita sebagai generasi muda sekarang adalah melanjutkan perjuangan para pemuda terdahulu termasuk berjuang dalam berkarya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *